Dunia telah merasakan perubahan signifikan dengan lebih besarnya kapasitas yang energi terbarukan hasilkan daripada energi nuklir. Menurut Direktur Clean Energy Program di The Pew Charitable Trusts, Phyllis Cuttino, dan CEO Bloomberg New Energi Finance, Michael Liebreich, secara global, kapasitas energi yang dihasilkan pembangkit listrik dari energi terbarukan telah melewati kapasitas tenaga nuklir.
Keduanya setuju bahwa meningkatnya investasi di energi terbarukan semenjak tahun lalu menjadi faktor utama peningkatan kapasitas. Sejauh ini nuklir selalu memasuk 20-30 persen kebutuhan listrik sedangkan penggunaan energi bersih yang tersedia hanya tenaga air dan panas bumi.
Namun sekarang pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya lebih populer. penggunaan keduanya meningkat hingga 30 persen pada 2010 dan mencapai $243 miliar.
Namun sekarang pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya lebih populer. penggunaan keduanya meningkat hingga 30 persen pada 2010 dan mencapai $243 miliar.
Investasi terbesar, atau hampir separuhnya, ada di tenaga angin. Sekitar 48 persen investasi dilakukan untuk menambah kapasitas 40 GW atau setara dengan kebutuhan listrik 30 juta rumah tangga.
Sedangkan pembangkit listrik tenaga surya menempati urutan kedua dengan penambahan kapasitas hingga 17 GW pada 2010 dengan total investasi sebesar $ 79 miliar, atau setara dengan kebutuhan listrik 12,5 juta rumah tangga. Sebagian besar pertumbuhan itu dipicu oleh kebijakan peraturan pemerintah jangka panjang untuk penelitian, pembiayaan, tarif, perdagangan dll.
Pada 2009. AS menempati urutan kedua setelah China untuk penanaman investasi energi terbarukan terbanyak di dunia. Namun pada 2010, pada laporan yang dirilis The Pew Charitable Trusts, terjadi perubahan rangking.
China tetap nomor satu dengan memperoleh investasi sebanyak $54 miliar dan tempat kedua ditempati Jerman dengan $41,2 miliar dan AS dengan $34 miliar. Namun sebagian besar negara non-Asia terpuruk di urutan bawah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar